Wednesday, 15 May 2013


BEKU HATIKU

di puncak asa kita terpisah
di hempasan angin gunung yang megah
di tengah deru badai menggila resah
terlempar jauh di lumpur angan di tanah basah

kudakap erat tubuh hangatMu
tidak ku ingin dingin beku merebutMu
kupeluk erat hati rinduMu
tak ingin deru hujan teguh merengkuhMu

desah nafasku melirih samar resah rinduMu
tergulung kisaran badai kematian buat diriku
masih adakah cinta tersisa pada jiwa yang nyilu
pada sebuah hati yang lelah tersandar merungkam qalbu

lelah lemah anganmu terbang
bertebaran kumandang kata-katamu melayang
di antara dingin dan beku menghadang
basah angan-anganku tersiram tetes airmata yang berlinang

dakap erat tubuh jiwaku getir
tiada ku hirau walau kilat bersabung petir
semakin jauh ku tinggalkan jasad bekuku tanpa khawatir
semakin dekat kasihku terpalit dalam solatku hingga ke witir —

Lyn Sulaim.

Friday, 10 May 2013


TIADA BICARA.

Bila bergenang cecair kesedihan di kelopak mata
Yang akhirnya tertumpah melepasi benteng kecekalan
Walau yang tampak hanyalah lelehan yang tak seberapa
Namun itulah aliran yang sudah tak terbendung dari dalam
Yang menceritakan satu episod jiwa luka
Cuba di sembunyikan sekian lama dalam diam
Di pertahankan sejak dulu tapi sampai bila..?
Akhirnya terlerai juga mencerahkan perasaan...

Sayunya tiada siapa yang perasan
Hanya redup mata yang menceritakan segala
Gerak-geri melonglai bagai tiada asa
Senang merenung dalam diam...sayu...kudup...redup
Hilang bicara bagai tersekat berlian dihalkum
Hanya gerak tubuh yang lesu cuba berbicara
Jiwa terjarah dalam penjara duka penuh nestapa...

Hidupkah lagi akal..?
Kemana perginya fikiran..?
Bagai orang yang sudah hilang pertimbangan
Hanya mengikut sajakah pada aliran kehidupan
Tak sanggupkah lagi menongkah arus memberi tentangan
Berterusan saja terus alpa di pembaringan
Hanya menanti penuh rela segala sensara
Sampai bila...?
Jiwa kian luka penuh lara...............#

ILHAM RASA LARA JIWA : 11/05/2013.


LEMBAR RINDU

di mata mu aku membening tanya
di mana pantai kasih kita?
lalu, dalam kilau permata menjernih
cinta itu kian memutih
menebar rasa ke langit jiwa-
dalam airmata ujud Cinta!

nyanyian rindu beromansa pada dada purnama
membingkis kita dalam gelora
tautan rasa yang rahasia.
aku atau engkau yang dimabuk Cinta
merajut benang rindu
dalam renta lembar waktu?

katakanlah duhai engkau
makna apa lagi yang harus aku fahami
ketika Cinta merajai segenap hati
& menyusurkan ketulusan yang suci?
dan, pada lembar rindu
aku menulis memori
dalam relung-relung paling sunyi

Nukilan Tunteja Teja.
7.40 malam
29102012 —

Monday, 6 May 2013


YA SAHIBUL KAHFI - SAHABAT-SAHABAT GUA

Berapa banyak bintang di langit
Engkau hafali ya Sahibul Kahfi
Tak akan sama bintang yang satu ini
Yang kau kenali di dalam hati

Terang walaupun dia tersembunyi
Cemburukan matahari
Cahaya berseri-seri
Jika engkau kenali

Kita ditakdirkan lari
Jauh dari kezaliman
Terperangkap dalam gua ini
Hingga masa Tuhan tunjuk kebenaran

Mari ikut rentak ku
Rentak tari dulu-dulu
Lagu marhaen sederhana
Disini tiada duka
Terima saja dengan redha

Kerana pegangan
Engkau hadapi
Dugaan ini ya Sahibul Kahfi

Kamil !
Kalimah kebenaran telah zahir
Tak usah engkau ragukan
Kita datang dari dia
Kita pulang padaNya

Banyak ayat mujarobat
Bisa menawarkan luka
Namun penyakit jiwa ini
Tak bisa ditawan tanpa penyerahan —

Nukilan Lyn Sulaim.




RENTAK BERSENI.

Dalam desir angin petang

Duduk santai di beranda
Melihat liuk lembut dedaun melambai
Tampak permai...
Beburung berkicauan riang
Hatiku juga turut girang
Masihkan damai kampung halaman
Agar tiada tangan yang mengocak 
Biar terus tenang dan aman
Tiada sekelumit rasa curiga...

Beginilah hendaknya ya Allah

Kau peliharalah kesejasteraan ini
Agar tanah pusakaku terus berdaulat
Tetap keramat menidakkan tangan-tangan keparat
Takkan tercapai niat mereka untuk mencemar
Di sebalik lakunan nanar yang beronar
Walau pertopeng wajah-wajah suci
Di dalam hati membuak dan menebar benci
Hanya pandai membawa berbagai rentak
Namun jati diri mereka sudah di sentak
Siapa yang memegang tali
Siapa tok dalang yang mencipta tari
Jadilah mereka seorang penari
Yang kian sumbang tiada seri....

Tangan-tangan tersembunyi yang mengaut laba

Si penari tersimpuh hiba..........

Nukilan Pancil Tumpul : 06/05/2013.