RAMADHAN YANG AKAN PERGI
Sayunya hati bila kau kian kesuntukan waktu
Kaukan pergi meninggalkan diri ini
Yang kian nyaman dan selesa di dalam dakapanmu
Menegup kemanisan iman yang berkah dilingkunganmu
Sungguh...aku terlena diuliti kasih sayangmu
Kaukan pergi setahun yang panjang
Tak pasti lagi kitakan bisa bertemu
Kau memang pasti akan kembali
Namun tak pasti aku masih menanti
Apakah aku masih lagi di titik ini..?
Atau aku sudah transit kedistinasi yang abadi
Lalu bagaimana nantinya diri ini
Yang ditinggalkan dalam keterlenaan itu
Usahlah hendaknya aku terjaga dalam alpa
Terlupa pada segala aturan yang kau jaga
Sehingga aku kembali mengatur langkah
Menjejaki kehidupan yang penuh leka
Berpesta kembali di pacu nafsu yang menggila
Lupa sudah pada anjuran puasa yang menahan segala
Semoga aku tidak menjadi sebegitu
Biarlah hendaknya aku merasa berada selalu di lingkunganmu
Biarlah saja Ramadhan itu yang berlalu
Namun sentuhan kasihnya akan sentiasa setia bersamaku
Dalam menyelusuri waktu...sepanjang waktu.
Nukilan Pancil Tumpul : 27/07/2013.
Saturday, 27 July 2013
Wednesday, 24 July 2013
ALASTU BIRABBIKUM.
Duhai jiwa-jiwa yang kotor
Kau kian terseksa dan terhimpit
Dibebani beratnya keimanan
Kau menjerit-jerit keperitan
Hilang sudah segala pesta yang melalaikan
Kau tersungkur di sudut kelam
Menerima bahana dari egoisnya engkau yang menolak keinsafan
Duhai jiwa-jiwa yang kotor
Bertempiaran engkau mencari ruang
Yang kau kira bisa melepaskan engkau dari bebanan
Namun panahan keimanan tetap memburumu
Tak akan engkau dapat lari juga
Kerna engkau telah terikat dengan kalimahNya
Yang engkau telah akui sebelum engkau diberi nyawa
Lalu...akuilah akan kelemahanmu
Kau hanyalah hamba-hamba yang di beri restu
Zahirmu di dunia yang fana untuk apa..?
Bukanlah kewujudanmu tanpa sebab
Melainkan menuruti segala perentah dan perjanji itu
Antara engkau dan penciptamu
"Alastu birabbikum"...lalu apa jawapanmu..?
Nukilan Pancil Tumpul : 25/07/2013.
Duhai jiwa-jiwa yang kotor
Kau kian terseksa dan terhimpit
Dibebani beratnya keimanan
Kau menjerit-jerit keperitan
Hilang sudah segala pesta yang melalaikan
Kau tersungkur di sudut kelam
Menerima bahana dari egoisnya engkau yang menolak keinsafan
Duhai jiwa-jiwa yang kotor
Bertempiaran engkau mencari ruang
Yang kau kira bisa melepaskan engkau dari bebanan
Namun panahan keimanan tetap memburumu
Tak akan engkau dapat lari juga
Kerna engkau telah terikat dengan kalimahNya
Yang engkau telah akui sebelum engkau diberi nyawa
Lalu...akuilah akan kelemahanmu
Kau hanyalah hamba-hamba yang di beri restu
Zahirmu di dunia yang fana untuk apa..?
Bukanlah kewujudanmu tanpa sebab
Melainkan menuruti segala perentah dan perjanji itu
Antara engkau dan penciptamu
"Alastu birabbikum"...lalu apa jawapanmu..?
Nukilan Pancil Tumpul : 25/07/2013.
Sunday, 14 July 2013
DAKAPAN RAMADHAN.
Hadirmu penuh kasih sayang
Kau mandikan jiwaku yang dulu kotor
Kau sucikan dengan sentuhan cintamu
Berseri di wajah menyerlahkan cahaya
Hilangkan warna-warna pudar kusam
Agar senyuman di wajah penuh kemanisan
Semanis butiran tamar nikmat yang di santap
Tika lunaknya suara alunan azan magrib
Yang asyik jiwa yang merindu menantikan
Yang terkadang dahulu tidak di peduli.
Oh Ramadhan...
Sesungguhnya kau ciptaan yang penuh barakah
Kau hadir mengejutkan hati-hati leka
Yang kian enak terlena diberaduan
Di belai nafsu-nafsu nakal yang mengalpakan
Kau kejutkan dan memberikan peringatan
Tentang tanggung jawap manusia yang ingin menjadi insan
Insan yang hatinya mendapat bimbingan
Dan di sirami Nur keimanan.
Oh Ramadhan..
Dakaplah tubuhku erat
Berilah aku sentuhan kasihmu
Untuk aku tidak leka lagi
Agar hadirmu akan membasuhi kotoran di jiwaku
Semoga aku akan menjadi seorang insan
Agar terus begini miskipun setelah kau pergi
Agar terus begini sehingga aku menghadap ilahi
InsyaAllah...semoga di berkati.
Nukilan Pancil Tumpul : 14/07/2013.
Friday, 12 July 2013
PUTIHNYA KASIH
berkata sang penyair benarkah rindu itu indah
dikala diri dipuja dan dimegah
segala terbukti pada awal Bismillah
namun ia hanya sementara dan menjadi punah
kutilik baris-baris ayat yang engkau nukil
amat terperinci penuh makna dan juga batil
ku halusi titipan Resam Uthmani menjadi Manzil
terasa tubuhku dingin lalu terus menggigil
ayat-ayat yang disusun Syeikhul Hadith Maulana
menyelinap perlahan ke urat nadiku yang fana
qulilla hummama likal mulki tu'til mulkaman tasya
bergetar jiwa raga tatkala kulafazkan doa
kutatap langit malam berteman kelip-kelip bintang
menanti fajar menyinsing menyambut datangnya siang
bulan mencebik sayu enggan melepas aku dalam bayang
kerna mentari akan hadir memberi sinar walau tanpa diundang
O' Engkau
petiklah calla lilly putih di kolam sepi
semadikan cinta dan bawalah ia pergi
andai itu mahumu yang tersemat lama di dalam hati
jagailah dan bajailah agar sentiasa mekar di sanubari
Lyn Sulaim Masium :12.07.2013
berkata sang penyair benarkah rindu itu indah
dikala diri dipuja dan dimegah
segala terbukti pada awal Bismillah
namun ia hanya sementara dan menjadi punah
kutilik baris-baris ayat yang engkau nukil
amat terperinci penuh makna dan juga batil
ku halusi titipan Resam Uthmani menjadi Manzil
terasa tubuhku dingin lalu terus menggigil
ayat-ayat yang disusun Syeikhul Hadith Maulana
menyelinap perlahan ke urat nadiku yang fana
qulilla hummama likal mulki tu'til mulkaman tasya
bergetar jiwa raga tatkala kulafazkan doa
kutatap langit malam berteman kelip-kelip bintang
menanti fajar menyinsing menyambut datangnya siang
bulan mencebik sayu enggan melepas aku dalam bayang
kerna mentari akan hadir memberi sinar walau tanpa diundang
O' Engkau
petiklah calla lilly putih di kolam sepi
semadikan cinta dan bawalah ia pergi
andai itu mahumu yang tersemat lama di dalam hati
jagailah dan bajailah agar sentiasa mekar di sanubari
Lyn Sulaim Masium :12.07.2013
Thursday, 11 July 2013
Aku dan Dia.
Aku yang mencari aku
Yang masih teraba-raba dalam kelam
Entah di manalah cahaya itu
Yang kuharapkan timbul untuk meliputi diri
Menjadi penyuluh dalam pencarian
Agar aku tidak tersesat arah
Bimbinglah haluan diri ini
Agar bertemu di titik pasti
Untuk aku bertemu aku
Disana...
Untuk aku bertemu Dia...
Aku yang mencari aku
Dalam alunan kalimah yang sepatah
Yang bergema bersama setiap degupan jantung
Bersama denyutan nadi yang mengiringi kehidupan
Biarlah aku tenggelam dalam alunan nikmatNya
Bersama NurNya yang meliputi tubuh sekujur
Untuk aku bertemu rahsiaNya
Mengenali diriku...
Untuk aku mengenali Dia...
Izinkan aku mencapai mertabat itu
Di saat jantung masih berdegup
Di kala nadi masih berdenyut
Aku ingin mencari aku,
Untuk aku mencari Dia..
Izinkanlah...
Ya Allah...
Nukilan Pancil Tumpul : 12/07/2013.
Aku yang mencari aku
Yang masih teraba-raba dalam kelam
Entah di manalah cahaya itu
Yang kuharapkan timbul untuk meliputi diri
Menjadi penyuluh dalam pencarian
Agar aku tidak tersesat arah
Bimbinglah haluan diri ini
Agar bertemu di titik pasti
Untuk aku bertemu aku
Disana...
Untuk aku bertemu Dia...
Aku yang mencari aku
Dalam alunan kalimah yang sepatah
Yang bergema bersama setiap degupan jantung
Bersama denyutan nadi yang mengiringi kehidupan
Biarlah aku tenggelam dalam alunan nikmatNya
Bersama NurNya yang meliputi tubuh sekujur
Untuk aku bertemu rahsiaNya
Mengenali diriku...
Untuk aku mengenali Dia...
Izinkan aku mencapai mertabat itu
Di saat jantung masih berdegup
Di kala nadi masih berdenyut
Aku ingin mencari aku,
Untuk aku mencari Dia..
Izinkanlah...
Ya Allah...
Nukilan Pancil Tumpul : 12/07/2013.
Monday, 8 July 2013
KEMBALI
Tika para pencinta sedang asyik melakar rindu di gelap malam
Kau tiba-tiba menelefon ku dari dunia mu yang terang
Esok aku mahu pulang, sayang.
Kepangkuanmu yang sabar menunggu
Selama aku hilang
Kau kata :
Tujuh lautan telah ku selam dalam
Tujuh benua telah ku ukur rata
Apa yang ku cari tidak terjumpa
Rupanya tersorok di depan mata
Kau kata lagi :
Memang aku telah merasa
Segala perempuan dan betina
Tapi nikmatnya setipis kaca
Rapuh berderai tidak terasa
Dalam tangis kau menyerah
Kau sudah bertemu diri dicari
Dan kau juga terjumpa aku
Tersangkut di pintu hatimu
Aku kata :
Baiklah sayang
Pulanglah segera
Aku begini sahaja, tetap setia
Masih belum dipunya sesiapa
Suaramu gembira seolah dunia sedang menjulangmu ke syurga
Aku letak telefon dan diam-diam mengesat air mata
Darah-darah duka antara parut-parut lama ku sental bersih dengan harapan jiwa
Perlahan-lahan aku telanjangi diri
Dan membongkar kamar-kamar hati
Aku lepaskan semua penghuni
Yang menemani aku selama kau pergi.
Nukilan : Aria Sukmajiwa
Tika para pencinta sedang asyik melakar rindu di gelap malam
Kau tiba-tiba menelefon ku dari dunia mu yang terang
Esok aku mahu pulang, sayang.
Kepangkuanmu yang sabar menunggu
Selama aku hilang
Kau kata :
Tujuh lautan telah ku selam dalam
Tujuh benua telah ku ukur rata
Apa yang ku cari tidak terjumpa
Rupanya tersorok di depan mata
Kau kata lagi :
Memang aku telah merasa
Segala perempuan dan betina
Tapi nikmatnya setipis kaca
Rapuh berderai tidak terasa
Dalam tangis kau menyerah
Kau sudah bertemu diri dicari
Dan kau juga terjumpa aku
Tersangkut di pintu hatimu
Aku kata :
Baiklah sayang
Pulanglah segera
Aku begini sahaja, tetap setia
Masih belum dipunya sesiapa
Suaramu gembira seolah dunia sedang menjulangmu ke syurga
Aku letak telefon dan diam-diam mengesat air mata
Darah-darah duka antara parut-parut lama ku sental bersih dengan harapan jiwa
Perlahan-lahan aku telanjangi diri
Dan membongkar kamar-kamar hati
Aku lepaskan semua penghuni
Yang menemani aku selama kau pergi.
Nukilan : Aria Sukmajiwa
Subscribe to:
Posts (Atom)