Wednesday, 23 January 2013

SUARA HATI

Kemana perginya segala
Kudratku kian melenyap
Usia tua menghampiri titik gelap
Tak lama lagikan padam segala cahaya
Apakah akukan meraba di dalam gelap
Kemanakan ku songsong diri
Bila tibanya titik mati
Hilang segala sinar mentari
Rang bulanpun tak akan ku lihat lagi
Bagaimanakah dunia di sebelah sana
Tak mungkinkah sama dengan yang fana
Masih adakah pesta arak yang melalaikan
Terkinja-kinja menari mengikut rentak syaitan
Sungguh meloyakan...namun di idamkan
Bergelumangan dengan dosa dan noda membanggakan
Sering terlupa surahan yang di syaratkan
Bagaimana nanti nak bertemuMu Tuhan
Berbicarakah mulut yang cuba menafikan
Namun anggota tubuh lain akan menyatakan
Segala perbuatan nista yang pernah cuba di sembunyikan.
Termampukah lagi untuk menidakkan
Sanggupkah nanti untuk menerima hukuman
Deri dosa-dosa yang sering di halalkan
Meraunglah diri menerima siksaan
Di neraka tersedia yang Allah janjikan
Menerima segala siksaan...hukuman tuhan
Insaflah.................duhai diri.

Nukilan Pancil Tumpul: 23/01/13




Tuesday, 22 January 2013


PERNYATAAN CINTA

bila tak kunyatakan keindahan-Mu dalam kata
kusimpan kasih-Mu dalam dada
bila kucium harum mawar tanpa cinta-Mu
segera saja bagai duri bakarlah aku

meskipun aku diam tenang bagai ikan
tapi aku gelisah pula bagai ombak dalam lautan
Kau yang telah menutup rapat bibirku
tariklah selendangku ke dekat-Mu
apakah maksud-Mu
mana kutahu

aku hanya tahu bahwa aku siap dalam iringan ini selalu
kukunyah lagi manahan kepedihan mengenangmu
bagai unta memamah biak makanannya
dan bagai unta yang geram mulutku berbusa

meskipun aku tinggal tersembunyi dan tidak bicara
di hadhrat Kasih aku jelas dan nyata
aku bagai benih di bawah tanah
aku menanti tanda musim semi
hingga tanpa nafasku sendiri aku dapat bernafas wangi
dan tanpa kepalaku sendiri aku dapat membelai kepala lagi

perjalanan ma'rifatullah...

Nukilan Lyn Sulaim.

Sunday, 20 January 2013

KITARAN KEHIDUPAN

Kita bertanya kepada diri
Mengapa aku dilahirkan sebegini
Hidup bagai tunggul reput yang menyemakkan
Tiada batang sasa yang berdahan rencah
Tiada dedaun rendang yang memayung redup
Tiada buah-buahan enak untuk menyedap tekak
Yang dapat memenuhi perut-perut yang kekosongan

Tapi dulu kita pernah begitu
Namun takdir telah merubah segala
Bila kapak dan beliung menerjah diri
Batang sasa tersembam menyembah bumi
Hanya tinggal tunggul yang mereput
Perlahan-lahankan bersatu bersama bumi
Akhirnya lenyap tak kelihatan lagi

Kitaran kehidupan menjadi bukti
Tentang tiada di adakan
Di semaikan benih di perut bumi
Lalu bercambah membesar sasa
Menungkat kehidupan dengan megahnya
Namun pasti ada ketika musibah kan tiba
Tubuh yang sasa menyerah lemah
Akhirnya tersungkur dalam payah
Itulah hakikat takdir Allah
Sebagai hamba kita perlu pasrah
Namun bukan menyerah......

Nukilan Pancil Tumpul : 20/01/2013.


Saturday, 19 January 2013


LANGKAH KAKI

biarkan aku berlalu dalam senja nan kelabu
jalinan janji telah terlerai kini
kau dan aku tidak lagi sehaluan
meniti kehidupan
ku tamatkan nostalgia indah antara kita
merunduk pilu dalam hembus angin yang menyapa

tika ini...
kaki melangkah bersama sarat sendu yang melimpah
segala janji mu hanyalah helah
manis bermadah

biarkan aku pergi dalam senja nan kelabu
bersendiri mengundur diri
menyusuri semusim waktu yang tiba-
tanpa diri mu,
tanpa duka dari mu,
tanpa janji palsu mu

Nukilan Tunteja Teja

Friday, 18 January 2013


DARULFANAKU..

Bungkam..
senak urat dalam minda yang berserabut..
kemanusiaan kian hanyir di darulfana yang makin gersang..
lestarikah cinta pada yang tak mengenal makna UJUD..
rona hidup kian pudar..
dikikis nafsu rakus petualang bangsa..
pupus..adap temurun nenek moyang..
dipijak anak bangsa..
padang hidup kian berselirat akar dusta..
aib dicanang dengan megah..
konon itulah pencapaian kita..
hambatan duniawi..jadi utama..
alpa segala akur janji dirahim ibu..
tanpa silu..haram dihalalkan..
ada yang mendengar tapi pekak..
yang melihat tapi buta..
segala pesta masih diagung..
kasihan darulfanaku..
musnah sebelum kiamat...

imandamia...17.01.13..

Saturday, 12 January 2013


MENARILAH DUHAI QALBU

dengan memejamkan kedua mata ini
ku nikmati degup jantung
berpacu dalam Lautan Dzikrullah
perlahan hentakannya menggetarkan hati ini
bermain dengan fikiran dalam kesendirian
cahaya hadir dalam pejaman tanpa beban

ku nikmati udara lembut
mengalir melalui hidung ini
cahaya semakin benderang
dalam kegelapan itu
bukan hampa…..
hanya ruang seluas samudera tak berbatas
menarik hujung bibirku untuk tersenyum
dalam ruang kosong itu
tanpa beban……merangkulku

sejenak ku rebahkan tubuh ini
menikmati indahnya kesendirian
berjalan mengarungi dunia fikiranku
terpana jiwaku berlari lepas tanpa beban
hilang lah sudah segala himpitan
dalam pejaman mata
menikmati hadirnya cahaya dalam kegelapan

aku menari di awan putih…
terbang dan berputar
dalam lembut dunia kesendirian
indah memejamkan mata
melepaskan jiwa ini menikmati alamnya
warna warni kehidupan berputar silih berganti
ku berjalan perlahan dalam ruang jiwaku
tak kutemukan api di sana
sirna dalam pejaman mata
hanya ketenangan dan tarian hati

Nukilan Lyn Sulaim.

Friday, 11 January 2013


BIASALAH..

Dalam suka ada duka
Dalam canda ada tangisan
Dalam manis terselit pahit
Dalam bahagia derita menghempit
Dalam diam rasa terpendam
Membungkam di jiwa wajah pun muram
Walau tersenyum tanpak tak indah
Di dalam jiwa terasa gundah

Kehidupan berjuta warna
Seindah pelangi sesuram senja
Rentak tarian terlalu asyik
Terkadang sumbang biola di gesik
Tak tersangka masin masakan yang enak
Harum aroma menghambat selera
Namun tak lalu menerobas tekak
Walau meraung perut memintak

Di mana adanya kesempurnaan
Di situ ada jua kecacatan
Selagi insan bernama insan
Tiada apa yang perlu di banggakan
Hanya berserah diri kepada tuhan
Agar ditunjukkan jalan kebenaran
Moga kehidupan mendapat keredhaan
Moga kematian bertemankan iman...

Nukilan Pancil Tumpul : 12/01/2013.



PANAHAN RINDU ANGSANYA

langit malam pun membuka pintu rindunya
memercikkan kemilau Cinta pada sutera angsa
sehingga bintang ungu mengerjap pesona
pada luluh gelora dalam rimba rasa
duhai...panah-lah rindu mu ke aku
biar jalur pelangi meruntuhkan cahaya
menyimpul pada mawar yang ku bawa.

o engkau yang mengirai selendang angsanya,
tiupkan-lah seruling perindu mu
biar memerkah hingga ke balik gunung biru
merawat luka & duka seorang aku
lalu, engkau warna-lah semesta dengan baris-baris rindu
sehingga hitam itu tidak lagi membisu.

duhai yang punya panah rindu angsanya,
kecup-lah bunga yang bertaman-taman
dan, engkau luruhkan-lah daunan kasih ke relung kebersamaan
biar pada selembar cerita antara Kita
airmata pun melerai rahasia
hingga sedih itu tiada
hingga sedih itu sirna!


Nukilan Tunteja Teja.





Saturday, 5 January 2013


RESAH PERASAAN.

Aku mengingatkan semalam..
Ada ria pada pertemuan
Indah rasa dalam gurauan
Mesra yang mengasyikkan
Rasa enggan meninggalkan

Aku lalui hari ini..
Tersimpul harap menadah seri
Mencari makna cinta abadi
Dalam harap bersimpul mati
Takkan terurai lagi

Kiranya tak terduga
Ada duri yang melata..
Terpijak menambah luka
Sedang serpihan kaca
Rasa menghiris didalam jiwa

Esok…
Mentari menyinar kah lagi
Atau khabarkan hujan pagi
Sedang bertamu kita belum pasti
Lalu rindu memasung diri..

Masiera IM
S.Alam….4113 

Thursday, 3 January 2013

BIAR SEDIKIT DARI BERLEBIHAN.

Menitis hujan kebumi yang sudah lama kering
Dari renyaian kecil manderu selebat yang mengerikan
Sudah mula lembab tanah yang lama debunya berterbangan
Kini sudah kembali bersatu bersama bumi yang kian meleket
Namun hujan masih turun juga bersama garangnya halilintar
Yang bergemuruh bertempik membingitkan telinga
Bercurahan air tanpa henti sehingga bumi kian tepu
Sudah tak mampu menyerap lagi air yang menerjah tanpa henti

Manusia yang tadinya tersenyum lebar semakin resah
Hujan yang di doakan turunnya kini membawa padah
Sudah lama menantikan tetesan air dari langit menerjah bumi
Namun bila bumi di banjiri tanpa henti keresahan kembali lagi
Haruskah berdoa pula meminta dihentikan hujan yang diharapkan
Setelah lama bumi kegersangan dan kini air berlebihan
Bukan terlalu meminta terlalu banyak nikmat yang di inginkan
Kerana menusia juga sedar keterlaluan akan membawa kebinasaan

Kitakah manusia itu...yang meminta sesuatu sekadar yang kita perlu
Apakah kita berdoa"Ya Allah... turunkan lah rahmatMu se ala kadarnya ke atas diriku"
Bukankah kita sering berdoa"Ya Allah turunkanlah rahmatMu keatas diriku"
Berharap agar Allah menurunkan rahmatnya sebanyak mungkin
Tidak berharap Allah hanya menurunkan hanya sedikit yang di ingin
Sering kita meminta yang berlebihan seperti tak pernah cukup apa yang di beri
Tanpa kita sedari yang berlebihan adalah satu mala petaka bagi diri

Haruslah kembali kita merenungkan
Yang berlebihan sering membawa kebinasaan
Seandainya berlebihan jua rezeki yang di limpahka tuhan
Pakailah sebahagiannya saja untuk keperluan
Dan berkongsilah selebihnya untuk kekuatan iman.....

Ilham Rasa Lara Jiwa : 04/01/2013.











Wednesday, 2 January 2013

DAUN YANG SUDAH KERING.

Tersimpuh lesu didakap bayangan musibah
Badai bencana kian kuat menerjah tubuh lusuh
Melayang tubuh terbanting ketembuk ampuh
Rasa terlerai susunan tulang temulang yang rapuh
Menerima saja diri yang tiada lagi pasakan utuh
Bagai dedaun kering yang gugur di musim luruh

Tidak berpegang lagi pada ranting yang menyusur dari dahan
Dari pohon yang kukuh bersama selirat akar kuat mencengkam tanah
Sudah terpisah dari akar tunjang yang dulu menjadi kekuatan diri
Hanya menjadi dedaun kering yang akan mereput di dada bumi
Sesiapa saja bisa memijak dan melumat hancur dengan hentakan kaki
Tidak terpandang dek mata yang tak sudi memerhati lagi

Dulu megah melambai di pucuk yang amat tinggi
Menari rancak memberi pukauan pada mata yang memerhati
Tak membenarkan diri di sentuh hanya mampu di perhati
Namun rendang juga memberi payungan pada insan yang ingin di teduhi
Walau masih tiris hujan dan mencelah sinaran terik sang mentari
Namun diri amat di hargai kerna mampu juga melindungi

Kini segalanya tinggal satu memori yang akan di lupai
Diri sudah menjadi dedaun kering yang sudah tersungkur menyembah bumi
Akan muncul dedaun hijau baru yang akan mewarnai
Menggantikan diri sebagai teduhan yang amat di senangi
Begitulah lumrah alam di maya pada ini
Tiada yang kekal dan selamanya abadi seperti di hajati
Bersama turutan waktu yang berkejaran tiada henti
Tiba satu detik nanti akan terjadi sesuatu yang di takdirkan pastikan terjadi
Itulah ketetapan yang telah di suratkan oleh Ilahi
Sebagai hambanya kita hanya mampu meredhai
Insaflah diri...
Dan sedarlah siapa diri kita ini..............

Nukilan Pancil Tumpul : 3/01/2013.


Tuesday, 1 January 2013


PERGI

embun pagi masih terasa menyusup ke dalam tubuh ku
sinar mentari pagi terasa menepis semua rasa gundahku
tidak kudengar riuh pepohonan berpuisi
tiada juga semilir angin menyampaikan kesegaran syair imaginasi
aku seperti wajah tanpa mata yang melihat namun hanya mampu menatap khayalan
seumpama jiwa-jiwa yang terhempas tersungkur dalam kemelut prahara

tubuhku diam harapanku menganga dalam sengit matahari
menjadi korban lalu remuk pada peradaban diri
hari-hariku menjadi kegelisahan yang terbentur diufuk timur kini
terlempar ke selatan dan utara lalu terbengkalai pada dalamnya perigi

kesadaran pada pelampiasan kekasih bersemayam dalam lembah pelupaan
dan bersemadi di balik cermin menghijab diri
tidak banyak yang kudengar syair para Nabi dan segala memuji
melangkah pergi rindu Illahi mengilhami lalu terusir nafsu asmara duniawi

rumput pun kembali bersemu hijau di tanah lapang
ketika air tercurah membasahi jiwa-jiwa yang kering kerontang
pelangi tak pernah pudar di matanya
untuk itu aku harus tetap tegakkan wajah
kerna matahari tak pernah jemu untuk menyapa
sepasang kupu-kupu yang mematahkan sayapnya

pergilah kau pergi dari hidupku
bawalah rahasiamu yang tak ingin ku ketahui...

Nukilan Lyn Sulaim.