DAUN YANG SUDAH KERING.
Tersimpuh lesu didakap bayangan musibah
Badai bencana kian kuat menerjah tubuh lusuh
Melayang tubuh terbanting ketembuk ampuh
Rasa terlerai susunan tulang temulang yang rapuh
Menerima saja diri yang tiada lagi pasakan utuh
Bagai dedaun kering yang gugur di musim luruh
Tidak berpegang lagi pada ranting yang menyusur dari dahan
Dari pohon yang kukuh bersama selirat akar kuat mencengkam tanah
Sudah terpisah dari akar tunjang yang dulu menjadi kekuatan diri
Hanya menjadi dedaun kering yang akan mereput di dada bumi
Sesiapa saja bisa memijak dan melumat hancur dengan hentakan kaki
Tidak terpandang dek mata yang tak sudi memerhati lagi
Dulu megah melambai di pucuk yang amat tinggi
Menari rancak memberi pukauan pada mata yang memerhati
Tak membenarkan diri di sentuh hanya mampu di perhati
Namun rendang juga memberi payungan pada insan yang ingin di teduhi
Walau masih tiris hujan dan mencelah sinaran terik sang mentari
Namun diri amat di hargai kerna mampu juga melindungi
Kini segalanya tinggal satu memori yang akan di lupai
Diri sudah menjadi dedaun kering yang sudah tersungkur menyembah bumi
Akan muncul dedaun hijau baru yang akan mewarnai
Menggantikan diri sebagai teduhan yang amat di senangi
Begitulah lumrah alam di maya pada ini
Tiada yang kekal dan selamanya abadi seperti di hajati
Bersama turutan waktu yang berkejaran tiada henti
Tiba satu detik nanti akan terjadi sesuatu yang di takdirkan pastikan terjadi
Itulah ketetapan yang telah di suratkan oleh Ilahi
Sebagai hambanya kita hanya mampu meredhai
Insaflah diri...
Dan sedarlah siapa diri kita ini..............
Nukilan Pancil Tumpul : 3/01/2013.
No comments:
Post a Comment