Monday, 31 December 2012


SEMENTARA DI SINI.

Detik terus berbunyi miskipun di dalam senyap
Tanda waktu terus merangkak pergi tanpa menoleh kebelakang
Tiada mekanisma yang bisa mengundur waktu
Yang tertinggal hanyalah satu memori rentasan masa
Bila berdetik jam waktu bersama helaan nafas yang di sedut
Saat pasti mengejar minit dan terus menggenap menjadi jam
Jam kan bertambah menjadi hitungan hari yang akan berkumpul menjadi bulan
Setelah bulan berganti bulan sehingga dua belas bilangan menjadi tahun
Waktu telah jauh berkejaran mencapai usia yang meniti senja
Itulah hakikat kehidupan yang tak mampu di halang edarannya

Walaupun ingin bersembunyi seperti Fir'un yang cuba menidakkan hukum alam
Yang mati juga seperti mahluk yang fana walau merasa dirinya sehebat tuhan
Tak akan ada makhluk yang kekal selain pencipta yang Esa
Sedangkan para malaikat juga kan mencabut nyawanya sendiri
Itulah kudrat...itulah iradat...Hanya yang Esa yang mengetahui segala rahsianya
Kita hanyalah hamba yang dicipta dek yang Mencipta
Tiada kudrat kita andai tiada keizinan untuk kita menghela kudratNya
Ujud kita dengan kata-kataNya hanyalah sementara
Tiada apa sebenarnya milik kita kecuali di pinjamkanNya
Sedangkan nyawa kita sendiri kita  tak tahu di mana duduknya
Bagaimana harus kita kan merasakan diri terlalu perkasa

Biarlah di setiap saat yang berdetik memberi peringatan buat diri
Agar sering teringat akan janji yaga pernah di meteri
Sebelum di pinjamkan nyawa untuk menatap duniawi
Berjanji kita kepadaNya untuk menuruti segala suruhan yang di beri
Usahlah di ingkari segala janji
Kerna kematian itu sesuatu yang pasti
Sementara saja di sini
Di sana adalah yang abadi....

Nukilan Pancil Tumpul : 31/12/2012.




Saturday, 29 December 2012


PULANGLAH CINTA

Pengertian sudah tiada
Ego menebal merajai diri
Usah engkau meyalahkan aku
Kerana aku tidak mampu
Menjadi seperti maumu

Berlalulah sayangku
Dan aku tidak akan menghalangi
Jika itu maumu..
Aku terima..

Pergilah…aku ikhlas
Melepaskanmu
Jangan ada derai
Airmata menitis
Diantara bening
Dimatamu dan mataku

Simpanlah rimbun kenangan
Saat-saat indah bersama
Dalam Canda dan tawa
Menghiasi mahligai kisah

Maafkan aku
Kasih dan waktu
Tidak lagi kita kongsi

Biarlah sepi
Menemani hari
Seperti aksaraku
Yang telah terhenti…

Nukilan Melati Biru.

Rahsia PurnamaNya.

Tadi malam bulan mengambang penuh lima belas
Sebulat bola cahaya berawangan di cekrawala raya
Memukau mata penghuni dunia yang terpegun menatapnya
Keindahan objek Sang Pencipta yang tiada taraNya
Siapalah manusia yang mampu menandingi kepintaranNya
Menggantung seberat dunia tanpa tali bergentayangan di awangan
Berjalan beriringan masa tak berhenti tanpa kelesuan
Menyusuri perjalan dalam satu garisan tanpa di kemudi
Tiba pada garis mata memandang tepat pada tarikh yang di nanti

Duhai Bulan Purnama dari mana hadirnya cahayamu
Bagaikan sebutir lampu besar yang di hidupkan tika malam
Bagaimanakah cara pengendalian tenagamu
Andai benar Sang Mentari yang menyumbangkan segala
Apakah kandungan Shirr...ramuan yang ada pada jisimmu
Kerna di Bumi yang di panah cahaya tenaga Sang Mentari 
Tiada pula memantul sinaran seperti terpancarnya cahaya dari tubuhmu
Bukan hanya perlu memikirkan tentang cerita Sang Pungguk yang berlagu
Amat perlu memikirkan tentang keanehan yang ada tubuh Rang Bulan itu

Terlalu kerdilnya kita di mata Sang Pencipta
Walau sehebat mana sekalipun pemikiran yang di miliki
Tak mampu untuk manusia memikirkan segalaNya
Mencuba menghuraikan secara saintifik dan cuba pula mencipta
Namun kekerdilan kita tidak mampu di tutup dengan pura-pura
Usahlah manusia menidakkan satu punca kuasa yang amat Esa
Kerna bila tiba di satu titik pemikiran yang seperti terhenti
Akan nyata hanya satu kuasa yang mampu menjadikan segalanya
"Kun Fayakun" Kata mudah bagiNya
Menjadikan segala ciptaan yang menjadi rahsia padaNya
Hanya berkongsi sedikit rahsiaNya bersama yang terpilih
Mengkajilah dan mengajilah...
Agar kita menjadi orang-orang yang SOLEH.

Nukilan Lara Jiwa : 30/12/2012.



Friday, 28 December 2012


MUARA KASIH

Sayang
Getar rinduku
Hadir sepanjang hembus bayu
Dekati jiwaku
Menunggu dalam kepasrahan

Sayang
Dekati aku
Menuai niat dibumi hijau
Menggurat mimpi di langit biru
Saatnya kembalikan
Hijau dan biru
Kasih kita
Diranting harapan...

Yakinilah aku
Badai nafsu
Tak akan menjatuhkannya
Kerna kita telah
Siapkan semua bahtera
Dengan ketulusan niat
Kebulatan tekad dan
Kejernihan harapan...

Kita lakar kisah ini
Dengan semi indahnya
Rantaian kasih
Menuju bahagia
Dan damai bermuara...

Nukilan Melati Biru.

Thursday, 27 December 2012


KISAH KASIH ROMI & JULI

indah mentari yang muncul
membawakan cahaya cinta untukku
mempesonakan kehadiran hati bermekaran rindu
bagai kuncup-kuncup mawar yang mekar
menghiasi taman hati dalam teduhan jiwa
alam menyapaku dengan nyanyian cinta
burung-burung bersenda gurau di pematang sawah riang ria
bercerita kisah berkasih antara dua jiwa yang lara

kisah asyik ma'syuk tentang Romi dan Juli yang mabuk cinta
memijar lembut dua hati pada tautan yang membuncah rasa
menghayal dalam lenggok malam menggoyangkan karang
membelah dada dalam denyut siang merindu mentari siarkan terang
pada sentuhan kesejukan Sang Romi dalam pilu yang terbongkang

kuasah pena melirik kisah untaian indah dalam rajutan kasih
menyulam benang-benang cinta agar utuh tidak terlereh
ku sematkan ke dalam rongga dada bersemayam agar tidak terleleh
kota Paris menjadi sejarah cinta kita diraih

pada rentetan bayu mendesus di bawah langit
berderai bintang-bintang melerai rindu yang bertambah sengit
bisik Sang Romi menyatakan rindu hampir luluh mengait
meluah rasa dalam gurindam di jendela memakna dalam bait
O' Juli aku rindu...uraikan rinduku yang tegar berkait ...

Nukilan Lyn Sulaim.

Wednesday, 26 December 2012

KESAH SI PENARIK BECA TUA.

Dalam dingin subuh pagi yang perit menggigit tubuh
Kau sudah bangun berdiri teguh untuk menguak pintu rezeki
Melangkah dengan kaki kanan meninggalkan pondok persinggahan
Mendorong beca tua yang sudah menjadi pusaka peninggalan ayahandamu
Memertabatkan dirimu sebagai seorang si penarik baca yang papa kedana
Menyambung tradisi yang tertinggal padamu untuk mengutip serpihan kehidupan
Itulah takdirmu yang terpaksa kau pikul di pundakmu
Demi mengadakan sesuap nasi berlaukkan isengan pada perut-perut yang kelaparan

Menuju kau ke pasar besar Siti Khadijah di perut Kota Bharu
Di sana menanti beberapa orang pelanggan yang akan memerah keringatmu
Walau di bayar sekadar pelepas air basuhan tekakmu saja
Namun kau tak pernah mengeluh demi memenuhi pemintaan mereka
Berulang-kalimu berkejaran bersama masa yang turut berlari
Sebelum tengah hari sudah bergayung keringatmu menetas ke bumi
Demi memastikan akan terhidang santapan tengah hari untuk perut yang menanti
Kau terus menggagahi diri walaupun sebenarnya kau tiada asa lagi

"Mek..abe hanyo dapat beli ini sajo hari ini.."
"Ikan gelamo kering dan secupak beras untuk kito.."
"Sayur kangkung di sedekahkan Mek Esah si pekedai runcit.."
"Mek masaklah untuk santapan tengah hari kito..biar kita makan sorang sedikit.."
Lepas dzuhor keluarlah lagi si perkasa mencari rezeki
Untuk memastikan pula dapur kan berasap untuk malam nanti
Saban hari tiada istilah untuk beristirehat menjaga diri
Demi kelangsungan kehidupan keluarga diri terus di sakiti
Hanya menanti malam hari
Merebahkan diri menunggu pagi
Kembali menyambung semula tradisi
Mencari rezeki untuk sesuap nasi......

Nukilan Pancil Tumpul : 27/12/2012.


Monday, 24 December 2012


CINTA PUTRI MUMTAZ

bulir-bulir kata yang kau lirih tatihkan ketika kau beranjak pergi
menutup waktumu menandakan betapa kau merindu aku lagi
peluh-peluh kata yang kau ucap sukmakan
saat mempatrikan janji mengadakan pertemuan
menandakan betapa kau benar setia
dalam tiap kata-kata yang kau ungkapkan

Duhai

andai ainun kita masih terbuka
dalam memerhati gerak dua hati yang lara
andai sama' kita masih setia dalam mendengar lafaz cinta
andai Kuala Lumpur masih setia menyaksikan pertemuan dua jiwa
andai qalbun kita masih terasa tika basah dalam gerimis senja
namun aku setia walau gelombang membelah badai ke hujung nyawa

Duhai

saat aku terjaga dalam khayal memuja bayang sang pendita
membongkah rindu yang terbeku kian lama dalam sukma
merenggut kasih dan cinta Shah Jehan kepada Putri Mumtaz yang terdamba
terbina Taj Mahal melambang kasih yang tiada tara
di dasar relung jiwaku bergema nyanyian tanpa kata
sebuah lagu yang bernafas di dalam benih cinta
yang tiada dicairkan oleh tinta di atas lembar rasa
meneguk rasa kasihku dalam jubah kasihmu yang lara
mentari tak akan pernah meninggalkan bumi sehingga malam merebahkannya

Duhai

percikkanlah sinar kasihmu di kubah Taj Mahalku
agar berserakan buih-buih rindu yang membeku dalam sirrku
lilitlah kembali uraian helai-helai rambut yang merebang di bahuku
simpullah untaian yang ku leraikan agar ia bertaut dalam sukmaku
ikatlah tali biolaku yang terputus oleh tanganku
 

Nukilan Lyn Suaim.



Sunday, 23 December 2012


~DI PINGGIR RINDU~

pada hembus dingin Gobi
aku melihat kerinduan yang menghujam tanpa henti
bagai musafir
aku mencermin arti
bahwa,rindu ku tak pernah mati
dalam mendaki langit-langit mimpi.

di mana harus ku temukan
dari qiangdi mu engkau mencanang rindu
hingga aku terpesona dalam melodius merdu
yang engkau dayu dari gunung Tai San
membuai keasyikan!

biar-lah diri ku bersendiri
mencari pertemuan dalam himpun sendu
pada lembayung merah yang membisu
malam ini angin telah berbisik dalam kesepian
menghantar rindu ku ke dada rembulan
"ohhh kekasih...
mengapa masih engkau berdiam diri
sedang aku sudah larut dalam rintih sepi?"

aku atau engkau yang dilanda rindu
mengucup darah asmara dalam lembar puisi biru
pada cucur airmata di hamparan sujud
biarkan-lah rindu ini mengalir dalam bening tahajud
o kekasih....
sungguh...!
di pinggir rindu ini,
perjamuan kasih kita tlah memecar pilu..

Nukilan Tunteja Teja

Thursday, 20 December 2012

KAU KEKASIH

Kasih...
Kau kekasihku
Kau ratu hatiku
Kau juga adalah seteruku
Kau segalanya bagiku...

Kasih...
Kau penawar dikalaku duka
Kau menemani dikalaku hiba
Kau juga terkadang mengocak kolam tenangku
Berantakan kita tika kau cemburu...

Kasih...
Tersenyum aku sendirian
Mengenang segala kenangan bersamamu
Kebahagian kita bersulam kelucuan
Mengharungi perkara yang mengasyikkan
Bergurau senda begitu mesra
Berkelahi bagai perang tak sudah
Tertawa beriringan tangisan juga
Namun berderetan cahaya mata
Sungguh bahagia...

Kasih...
Andai saja kau pergi
Apakah yang akan terjadi pada diriku
Tak sanggupku di tinggal sepi sendirian
Tiada lagi kemeriahan yang akan terjadi
Pastinya jiwaku akan mati
Cuma mampu mengenang segala yang terjadi
Meranalah aku jadinya nanti
Ku harapkau tetap sudi menemani
Ingin bersamamu sehingga akhir hayat nanti
Kasih......

Nukilan Pancil Tumpul 20/12/2012.




Wednesday, 19 December 2012


KASIH SANG HUD HUD BERTAUT KINI

ku lihat mentari bersinar di pagi hari
berkicau sang hud hud mengucap selamat pagi
menyelinap pandangku di balik hamparan si pelangi
bayangmu tiada adakah masih bersembunyi
sang hud hud ku lihat berkicau memecah sunyi
riang ria berdendang di taman firdausi

ku intai cinta yang semakin pudar
menenggelamkan kasih yang setia ku tebar
membagi cinta meluah rasa kepada semua
mengayat rindu melirih rasa menusuk kalbu
madah kata bait cinta ibarat sembilu

sendiri aku merenung ke jauh
menghisab segala nota cinta yang telah ku luah
tidak ku berpaling menagih cinta yang telah musnah
aku tak rela diriku dihiris parah
aku menerima segala dan aku pasrah

sang hud hud berdendang seloka menari-nari
menanti kasih menyapa di dalam alergi
ke marilah engkau di sini aku menanti
ku belai ku usap hingga kau lena dan tak terbang lagi
bertakhta lah di sini dengan kasih dan cinta yang sejati..

Nukilan Lyn Sulaim


CINDAI KASIH(PANTUN).

Sungguh indah suasana desa,
Pohon meranti teguh berdiri,
Sungguh resah jiwa terasa,
Bila terlontar seorang diri....
 
Pohon meranti teguh berdiri,
Di badai taufan masih tak tumbang,
Bila terlontar seorang diri,
Cindai mu puan tidak ku buang..

Di badai taufan masih tak tumbang,
Akarmu kukuh memasung bumi,
Cindai mu puan tidakkan ku buang,
Akan menjadi kenangan kasih bersemi...

Akarmu kukuh memasung bumi,
Pucuk melambai menyapu awan,
Akan menjadi kenangan kasih bersemi,
Tanda kesucian cintamu puan....

Pucuk melambai menyapu awan,
Meliuk-lentuk di belai sang bayu,
Tanda kesucian cintamu puan,
Pengikat dua jiwa kita menjadi satu....

ILHAM RASA LARA JIWA:19/12/2012.

Tuesday, 18 December 2012


KIASAN BICARA

Dah cukup kenyang kah..
Banyak lauk pauk terhidang lagi
Nasi masih separuh cembung
Makanlah lagi
Jangan nak malu
Buat seperti rumah sendiri

Dalam berbicara
Muka tersenyum
Apakah manis
Mungkinkah sinis
Masih mahukah nasi di tambah
Tuan rumah memandang
Senyum tak sudah

Lain kali datang lah lagi
Biar di bawa satu famili
Tak payah nak membeli-beli
Datang je makan kat sini
Kami sedia menanti
Hari-hari boleh kenduri

Tapi jangan tak peduli
Maksud kata perlu di teliti
Harus peka sendiri
Apakah yang terlafas
Tersembunyi
Makna tersendiri....

Ilham Rasa Lara Jiwa :18/12/2012

Monday, 17 December 2012


SELENDANG PUTIH LAVENDAR

jemari mengerut menghitung menanti pertemuan
rindu membungkam pada batu yang tak geming di sudut senja
melewati bibit-bibit kenangan mengukir jejak di senja ke senja
membadai deru ombak meniti buih-buih rindu tertambat di namamu
yang berkali kusinggahi menyeret laraku pada sebongkah hampa
menghanyut rindu pada benua luka

berjelaga aku dalam maya tiada bertepi
melirik mimpi palungan tiga di dasar hati
kutabur senyuman dari ingatan ke jarum-jarum peta
agar lepas kau dari kebutaan arah dalam ilusi
embun membeku di atas lembar kasih si pengabdi
lembaran kisah mengungkap rindu Syeikh Qadir Jilani

ku selak lembar mimpi yang engkau bentang
menggelinding jauh mengusap nubari agar tenang
pada butir-butir air yang terselip di garis bibir dan sela-sela air
perlahan berubah menjadi gores liku yang tak berakhir

melengkunglah rindu pada tujuh lapis pelangi
mendesah parah di kamar kontang mempasak bumi
palungan tiga mengorak rasa mengimbas mimpi
tersenyum Balqisy menghayat kata walau dalam ilusi
mampirlah kasih
selendang putih harum lavendar menantimu kembali ke sisi —

Nukilan Lyn Sulaim.

Sunday, 16 December 2012


~ LUAHAN BUAT SEPI~

Hadirmu di celah kelopak hati
mengajar aku tentang rindu
sepi datang rindupun bertamu
sepi hilang rindupun kelu

Sepi melihat ke dalam hati
ada pilu tidak terlagu
ada resah tidak bergundah
ada sayu tidak bersendu
lalu pada sepi terluah segala
dan sepipun mengerti bicara hati

Pada bilah masa mengguris
ada luka yang terhiris
pabila sepi mula menggerigis
dengan sejarah kisah berdarah
menikam sembilu di celahan pilu
menitislah darah dalam luka parah
apakah sepi masih mengerti?

Nukilan Hajira Redha
11242012

ANTARANYA.

Antara teman dan ingin berteman
Antara kejujuran dan perasaan
Antara menerima dalam keterpaksaan
Antara hakikat tentang kehidupan
Antara kasih dan kasihan
Antara rela diri dipermainkan
Gunakanlah akal dan fikiran
Dalam meneliti erti kehidupan.....

Antara tertawa dalam tangisan
Antara gurauan sekadar diperbodohkan
Antara sedar dalam kelenaan
Antara beringat minda dialpakan
Antara menolak dalam keizinan
Antara pasrah segalanya diredhakan
Kemana hilangnya pertimbangan
Hilang punca menilai kehidupan....

Antara berteman di mana batasnya
Antara berkasih benarkah orangnya
Antara menerima redhakah semuanya
Antara memberi cukupkah seadanya
Meneliti...biarlah disetiap sudut budi
Mencari...biarlah disetiap penjuru hati
Mengukur... biarlah disetiap genap inci
Membuat keputusan..biarlah sesudah pasti

Agar hidup lebih bererti...
Dan  diri tidaklah rugi......

Nukilan Pancil Tumpul : 17/12/2012.


Saturday, 15 December 2012

UNSUR KEJADIAN.

Terbersin aku..
Alhamdulillah..
Terpercik air ke cermin komputerku..
MasyaAllah..
Indahnya warna itu..
Subhanallah..
Terjadi dari gabungan air dan cahaya..
Sungguh menyerlah..

Bagaikan warna pelangi..
Yang terjadi selepas hujan
Ampaian air yang membias cahaya
Menjadi tujuh lapisan berwarna
Sungguh bermakna
Terdapat rahsia di sebaliknya
Juga pengajaran yang berguna
Perlulah akal mendalaminya..

Ciptaan Ilahi penuh makna
Dari yang tersurat pada zahir
Terdapat inti yang tersirat juga
Menyuruh minda mengkajinya
Mengupas cerita di balik kejadiannya
Apakah dzat dari usul lahirnya
Di mana batin yang menguatkannya
Mengetahui dari satu menjadi dua
Pecahannya merata..

Bukan sekadar sehelai rambut
Di belah tujuh.. mengapa......

Nukilan Pancil Tumpul : 16/12/2012.


SUMMA RADADNA ASFALA SAA FILIIN

ku sandarkan diri di dinding langit
ku panjatkan doa Rabbul 'Izzati
sementelaah aku ghuyub dalam lautan awan
yang mengkabus halus
tertampak aku dengan cahaya kaca
menongkat dagu tunduk merenung tanah
lalu ku mendekati dan bersimpuh sopan
ku dongakkan wajahku dan menadah tangan
"Tuhanku, tenggelamkan aku dalam cinta-Mu
hingga tak ada satu pun yang mengganguku dalam bertemu-Mu
Tuhanku, bintang gemintang berkelip-kelip

manusia terlena dalam buai tidur lelap
pintu pintu istana pun telah rapat
Tuhanku, demikian malam pun berlalu
dan inilah siang datang menjelang
aku menjadi resah gelisah
apakah persembahan malamku, Engkau terima
hingga aku berhak mereguk bahagia
ataukah itu Kau tolak, hingga aku dihimpit duka

demi keMaha Kuasaan-Mu
inilah yang akan selalu ku lakukan
selama Kau beri aku kehidupan
demi kemanusian-Mu,
andai Kau usir aku dari pintu-Mu
aku tak akan pergi berlalu
karena cintaku pada-Mu sepenuh kalbu

Nukilan Lyn Sulaim.


RITMA RINDUNYA KEPADA ENGKAU

apa yang engkau bawa selain dari mawar merah
berkocak lautan ku dengan buak-buak darah
yang engkau guyurkan sebelum kaki melangkah
lalu, gerbang apa yang telah engkau buka
sehingga gunung salju pun meluruh
merintih dalam tangis meihwa yang luluh
tatkala biolanya mendayu rindu
mencari engkau dalam gumpal-gumpal habuk & debu

aku tahu, engkau tiada di situ
aku tahu, engkau tiada di sana
kasih mu memusar, kasih mu membugar
pada kelopak-kelopak Lilynya yang mekar
lihat-lah engkau,
betapa ritma rindu ter-sembunyi
menjalar pada bibir Nil Nya yang mengalir sepi
sehingga Mesir menguntai kelu pada bebuihnya yang menari
menyalutkan airmata pada tubir Diri

kekasih,
bila nanti engkau mengucup kudup mawar mu kembali
harum-lah dupanya pada samesta Kita
sambut-lah jemarinya yang setia menyala Cinta
hingga bara yang berlaga pada tatapan matanya
akan perlahan-perlahan sirna
tunduk dalam se-rangkai makna & rahasia
yang engkau tuang dari langit yang terbuka
membawa kontang hatinya ke reruang nirvana!

Nukilan Rasa : Maria Aradia


DERMAGA HATI SEPI.

Sepi...
Tiada siapa yang ingin bertandang lagi...
Tiada lagi keceriaan
Hilang segala hiruk pikuk yang mengasyikkan
Terpengap tanpa suara
Hanya desir angin yang memujuk rasa
Mengalun irama rindu
Rindu...pada suasana meriah kelmarin

Mengapa jadi begini
Segalanya bak mimpi ngeri
Perih...memujuk hati menangis sendiri
Tak tertahan di tinggal keseorangan
Bagaikan seorang saja di dermaga ini
Hanya melihat diri sendiri
Tersenyum...tertawa sebegini
Tiada siapa yang peduli
Tak sanggupku begini
Di tinggal pergi
Sepi sendiri....

Nukilan Pancil Tumpul : 15/12/2012.

Friday, 14 December 2012


SIAPA DI HATI MU

ku gali liang-liang mimpi
meng-geledah kalau-kalau masih tersisa kasih mu
pada untaian mutiara ku yang kelu
o kekasih,
nyala cinta yang dulu masih mem-bara
mengasapi cangkir dupa
yang ku tatang saban masa

ini,
kelopak melati yang menyeduh sepi sekian lama
lalu, melabuh-kan asmaranya pada dada purnama
duhai... telusuri-lah rentetan kasih ku kekasih
sehingga kembang rindu menyatu
menjadi satu
pada bunga-bunga waktu.

ah, ke mana lari mu kekasih
ketika bahtera ku menderu mencari mu
pada lautan yang me-liuk ungu
katakan-lah, siapa di hati mu
yang menanda merah darahnya ke per-batasan usia
merekah-kan doa ke gugus sukma
hingga kau & dia lebur dalam bara
menyala Cinta ke palung samesta

Nukilan Melati Biru.14/12/2012.


MENUJU BAHAGIA.

Tersenyum mentari pagi
Cahaya yang mesra menyapa diri
Terasa kehangatan yang selasa
Menghilangkan kedinginan
Memberikan keyakinan
Untuk menempuh kehidupan
Dengan penuh ketabahan
Mencari kemenangan.....

Membelai lembut bayu pagi
Mengusap wajah yang kian tersenyum
Terasa nyaman suasana
Memberikan ketenangan di hati
Menyalirkan satu medan kuasa
Yang membangkitkan kesegaran di minda
Mencengkam kuat urat fikiran
Bersedia menempuh persoalan
Mencari jawapan......

Di pagi ini langkahkan bermula
Di awali dengan lafas Bismilah..
Mengorak menuju kehadapan
Meninggalkan kepahitan kelmarin
Biar dikuburkan menjadi kenangan
Membawa diri kesatu dimensi
Menuju satu sinar cahaya
Yang tampak sudah terang
Agar sejastera diri di dalam pelukannya
Mencari kebahagiaan....

Ilham Rasa Lara Jiwa : 15/12/2012

Thursday, 13 December 2012

DI MANA PENGERTIANMU

Kau katakan kau mengerti
Memahami akan diriku
Berjanji memberi ruang
Untuk kepuasan jiwaku
Tidak ingin mengganggu
Setiap rentak tarianku
Kerna katakau
Kau percayakan aku...

Kau katakan kau mengerti
Akan jiwa halusku yang berseni
Senang menggarap keindahan
Walau dari cabang ranting yang hujung
Tak pernahku alpakan langkah
Tetap selamat didalam cabaran
Sering ku tahu diri
Sedar di mana pangsi kaki.

Kemana hilangnya pengertianmu
Hilang sudah kepercayaanmu
Tak sanggup lagi kau mendengarku berlagu
Walaupun laguku semakin merdu
Namun tak semerdu buluh perindu
Cukup menghiburkan penggemarku
Tapi nyanyianku itu
Terdengar sumbang di telingamu.

Di mana pengertianmu
Di mana kepercayaanmu
Apa yang engkau mahukan
Untuk aku nyatakan padamu
Tentang jiwa seniku
Tentang keinginan hatiku
Mencari setitis nikmat
Untuk kepuasan naluriku.....

Nukilan Pancil Tumpul : 14/12/2012.



AKU BUNTU.

Aku sudah lelah
Ingin berhenti bermain
Kakiku sudah lemah
Lesu langkahku
Hilang sudah asa
Terasa ingin tidur
Membujur tubuh terbaring
Menatap silang kata di lelangit
Mencari suatu kesimpulan
Dari persoalan kelmarin

Aku sudah lelah
Ingin ku tidur saja
Otak kian membeku
Buntu mencongak jawapan
Biar saja masa terus berlalu
Tidak ingin memikirkan lagi
Selesaku begini
Terbaring di kamar sepi
Mencari-cari kata kunci
pada persoalan itu
Tentang ragam hidup
Yang kian tak menentu
Aku buntu...............

Nukilan Pancil Tumpul 13/12/2012.


Tuesday, 11 December 2012


PALUNGAN TIGA

Dikemudikan Jong berdayung tujuh
mencengkam ombak dadaku dalam lurut alun
Hu nafasnya bertingkah biru
desiran rindu mendengus melirik mataku
Kau langkah pulauku yang menjauh
mengelus rimbunan pohon berderak kasih

Nabopolassar mu memerah Babyloniaku tergantung
menanjak mahkota jiwa pada temu dua bibir
Amyitis dadamu melabuh
dermaga Nebuchadnezzar melerai sauh

Asmaraku membusur laju memanah lembar daunmu
mengoyak ghairah tangkai jantung puncakmu
dalam payah termengah menghidu relung leher

quadrangular tamanmu terhimpit deburan rasa
kremastos wajahmu tergadah merah
Kau buai aku merentang perdu ombak
mencari pulau cinta berpasir indah

O bahtera dadanya Armenia
berdenyut tiap liang roma hurufku mengeja
bait-bait nyanyimu meliuk dahan petangku
palungan tiga memecar api dalam rahim mawarmu
kelopaknya terjaga tercalar sayapnya merintih rindu
taman-taman anggur kita teguk hingga mabuk
memaku Archimedesku lengkung seanjung bumbung
dalam becak yang kita ngijak
selantai kotak puisi yang membasah
dalam jeliranya tertumpah

Iliya
pun Haiqal penanda Mikrajnya Toha
sayap Sulaimanku akan melebar ke muara Armenia
meriba Balqisku hingga ke senja
dalam dzauk palungan tiga
hingga segala sesuatu menyirna
yang tinggal Aku & Dia

Nukilan Maria Aradia .


AKU ENGGAN BERLALU

Jangan rumputmu menangis
pada jejak tumitku yang kecewa
aku ingin, kalau-kalau Kau mengejarku
dan kita berlari saperti dulu
menguntum senyum mengutip rindu,
yang jatuh pada kelopak doa
bunga-bunga suratul waqi'ah
yang berkembang di Madinah

Sunan Mulia
hulurkan marmar Mu'innuddeen ke masjidku
warna hijau zamrud hatinya, kan kurangkai dalam tahmid
agar taraweh Ramadhan ini kurma ajwah Kau hadiah,
dan deretan anak-anak faqir mengucup syukur
pada hatinya ada cinta milik az-Zahra

Pangiranku,
Kalau ingin aku berlalu
kucuplah bibirku tanda Kau rindu
agar sakinah turun dan singgah ke bahu
dan aku kan segera berlalu
melambai Ka'abahmu!

Nukilan C'hang Er.


BIASAN KACA

Wangi agra yang berlabuh
di dermaga kasih pelabuhan rinduku,
mencarimu di pelantar
yang selalu menjajar jambangan bunga
dari indah jiwa

Engkau,
Sekejab lagi Bahteraku kan menderu
membelah lautan pilu
mengekori jambak-jambak rindu
yang bertaburan di laut cinta!

Hulurkan jemarimu,
biar kuramas bersama rindu
menatap mata kasihmu yg jernih
dan mendekap dadaku ke dadamu!

Engkaukah Yusuf?
darah Zulaikhaku?

yang hidup bersama nafas HU dan AH
yang telah bertaut-baur, sebati menjadi DIRI?
sehingga bila cermin kurenung,
aku melihat KAMU
berdiri dalam wajahku
dan aku bingung,
apa KAMU itu AKU?

Nukilan Tunteja Teja.

KASIH V/S SAYANG

Di bangku itu..
Di bawah pohon cemara
Sepasang kekasih sedang bercanda
Maka berkata seorang teruna kepada si dara..
"Kasih...aku sayang padamu.."
Lalu si dara tersenyum manja dan membalas..
"Sayang...aku kasih padamu.."
Matapun bertentang mata
Di dalam hati terasa bergelora
Kasih dan sayang terus teralpa
Seolah dunia mereka yang punya

Apakah benar bagai di kata
Mungkin suapan halwa telinga
Mengindah rasa menghangat suasana
Terasa jiwa bagai terfana
Aduhai...bulan tersenyum di langit
Di belai dek bayu...kedinginan menggigit
Seolah tubuh terasa sakit
Memujuk kekasih sudilah memicit

Sungguh indahnya melayan perasaan
Masa berlalu tidak perasaan
Semakin tenggelan dalam keasyikan
Tubuh yang dingin minta di hangatkan
"Hahaha...",bersorak gembira si syaitan
Makhluk adam menerima hasutan
Sudah terlupa di mana daratan
Ingatkah lagi wujudnya Tuhan
Usahlah di ikutkan sangat perasaan
Keasyikan sering membawa kesesatan
Janganlah di cuba merenangi lautan
Jika mudah terlupa di mana daratan

Jangan terlalu mengikut rasa
Kelak nanti badankan binasa
Usahlah percaya pesona cinta
Tipu muslihatnya mengaburi mata
Tidak salah untuk mencuba
Menimba pengalaman biar berpada
Biarlah tahu di mana batasnya
Siaga diri dalam waspada
Ingatlah selalu kepadaNya
Jodoh kita ketetapanNya....

Nukilan Pancil Tumpul : 11/12/2012.






RINDU PUTRI BALQISY BATRISYA.

Rajuna...
malamku dingin menghembus halus urat jantungku
membuai resah menusuk kalbu
ku cari Rajunaku di ruang legar
namun bayangmu mengintai di celah rona mega
aku mencintaiMu dengan dua cinta
cinta karena diriku
dan cinta karena diri Mu
cinta karena diriku dalam mengingati Mu

ketika Rajuna bersamaku
cintaku padamu tak pernah terbagi
dengan hal yang fana selalu mengujiku
kapan dapat kurasai kehangatanMu
kau yang menjadi mihrabku
bagaimana harus aku melepas rindu

pada tujuh pelangi di Karachi
sementara aku menadah dan menatang rindu
di saujana padang pasir kota Baghdad
rela aku mati karena cinta
sebelum terpuaskan dan tersiksa aku
maka lukalah aku di dunia ini...

Nukilan Lyn Sulaim.

HITAM KELAM

Sebutir mutiara hitam
Di lumpur nan hitam
Terbenam di dasar dalam
Di selubungi kelam
Tanpa bayang..tenggelam
Di dakapan alam...

Bila tiba cahaya
Penggalianpun bermula
Dan daki-daki di kincah
Di basuh bersih jisim berharga
Di gilap penuh rasa
Menyerlah di mata dunia...

Menyerlahlah sebutit mutiara
Walau hitam legam menyisih warna
Namun tidak terhitung nilaiannya
Menjadi buruan si pemuja
Walau pernah bersalutan nista
Penyucian dirimu amat bermakna...
Biar pernah bertapa di dalam hina
Kini dirimu adalah pesona...........

Ilham Rasa Lara Jiwa 11/12/2012.






Monday, 10 December 2012


PURNAMA DI WAJAH MU

engkau,
tidak terlihatkah purnama di wajah mu
yang memencar pesona Cinta
hingga aku yang lena pun terjaga
menyirat kudup mawar menjadi Cahaya
pada warna & makna
relung-relung rahasia

ini-lah aku...
yang berlayar di lautan purnama mu
mengecup bebuih abadi pada jantung puisi
ketika engkau melarik November di limun pagi
menarah Bismillah pada merah darah
hingga aku rebah menyungkur pasrah
menamsil puisi Alif Lam Miim mu di rahang kelam
pada purnama malam hitam

gelombang hati ku bergetar
dalam purnama mu yang memancar mekar
lalu, ombak kasih pun memuntahkan rindu
pada karang-karang bisu
gugur mengusap mutiara dari rangkai airmata
ketika tangan menadah syukur
menulis nama mu di lembah umur

bersemilir-lah o bayu menujah pantai kasih ku
biar terhimpun rindu
dari jerit-jerit waktu
hingga nanti kering dakwat ku bersyair
pada rubaiyat terakhir :

"aku yang selalu membeku
menatap purnama di wajah mu...!"

Nukilan Puteri Zhaojun.


‎~ EPIGONI ~

berjuang dalam perjuangan
memartabatkan indahnya mainan kata
halusnya seni bahasa
adakalanya merintih dalam bersyair
zaman berzaman bersulam tangisan
kerana usaha dipersia-sia

karyawan kelmarin
mengukir di belahan kulit kayu
menulis bersama kapur dan kalam batu
tanpa jemu demi indahnya seni pusaka
berjanggut panjang terlupa mencukur
urutan janggut punca ilhamnya

kini menjelma
parasit bahasa tiada pekerti
olahan cantik sesuka hati
pencarian ilmu tiada berguru
terhina kerana kepandaian meniru
adakah layak menjamah darjat
epigoni

modennya zaman
tidak akan merosakan perjuangan
segelintir karyawan menegakan panji
kesasteraan melayu
mereka inilah
epigoni zaman moden
tidak akan hilang melayu di dunia
selagi bahasa terpelihara

Epigoni teruskan perjuanganmu
sehingga kiamat datang

Sibuta Puisi
Kelang Bandar DiRaja
10.12.2012
12.12 malam


LUKISAN CINTA

aku melukis cinta mu pada tiap bintang-gemintang
lihat, kanvas malam terwarna dengan indah
membuai pungguk dalam keasyikan
pada temu sendu di dada rembulan
menambat sepi ke mega gemawan.
aku melukis cinta mu pada mentari pagi
sinarnya menghangatkan percik-percik rindu
hingga aku tidak dapat menangkis waktu yang memburu
bahangnya mendemah kulit lalu aku kaku
mencerna sgala getar dan debar
yang bayu itu kabar.
berbingkai-bingkai ku kirimkan lukisan cinta
sehingga berus ku tenggelam pada warna yang sirna
dan engkau pun menghilang tanpa bicara
duhai..apa mahu mu kekasih
tebar rindu ku sudah larut pada ombak yang biru
dan bebuih cinta pun terdampar beku
lihat, berkaca airmata ku menelan beribu pilu
pada sebuah lukisan cinta yang engkau tatap jemu.......

Nukilan Tunteja Teja.

NAMUN KAU ISTIMEWA.

Hampir sama juga tempohnya
Sembilan bulan juga kau di gendung
Di dalam kandungan ibumu
Saat kelahiranmu begitu di nantikan
Akan menjadi permata yang memancar
Sinar cahayamukan menyinari
Menjadi penyeri mahligai bahagia...

Namun takdir Ilahi siapa yang menduga
Segala ketentuan menjadi milik mutlakNya
Kelahiranmu kurang kesempurnanya
Namun dirimu tetap menjadi permata
Menjadi kebahagian di hati ayah dan bonda
Yang terus menatangmu dengan kasihnya
Tidak pernah dirimu dianggap berbeza...

Duhaikau anak-anak yang istimewa
Takkan tersisih kalian di mata dunia
Malah bertambah nikmat dan di hargai
Kalian kan di belai sejernih hati
Kalian bukan saja dikasihi keluarga
Kalian juga adalah permata bagi negara
Kemudahan untuk kalian sering di sedia....

Usahlah bersedih dengan kekurangan diri
Kami yang sempurna,tak akan hanya memerhati
InsyaAllah akan membantu dengan seiklas hati
Semoga Allah jugakan memberkati
Kerna kami juga selalu mengerti
Tentang kehidupan yang sementara di dunia ini
Ketentuan Ilahi adalah ujian insani
Untuk kita semua tempuhi
Sebelum mati...................

Nukilan Pancil Tumpul : 10/12/2012.










HANYA SATU IKATAN.

Apa nak ku kata...
Ku luahkan lagi.....
Ikatan ini...
Seakan tiada makna....
Malu nya aku....
Mengharap di hati...
Bagai hidung tak mancung....
Menyorong pipi....
Ke mana lagi...

Beradanya aku....
Seperti apa lagi...
Dikejauhan malam....
Membayu dingin...
Mahukah diriku...
Membatu selalu begini....
Memendam diri memujuk....
Naluri yang kian sepi....
Ku sedar sejauh mana....
Kasih ini buatmu
Ku sedar sejauh mana....
Sayang ini padamu....
Namun ku sedar diri ini....

Terandai bagai sebuah perhiasan....
Digapai kala kesunyian....
Di belai kala diri kedinginan....
Di rayu kala diri memerlukan....
Mataku terbit berkaca....
Seakan tertusuk sembilu....
Kesakitan teramat....
Membelah hati....
Sanubariku merintih....
Hanya DIA yang mengerti...

Salahkah jikalau....
Akuanmu kuperlukan....
Salahkah jika aku ini.....
Mahu berasa ada denganmu....
Terasingkah dirimu...
Jikalau diriku ada disisi....
Kupandang tak sudi lagi....
Sanggupkah diri...
Selamanya begini....
Bersandiwara di mata....
Tergambar mimpi ngeri...

Menafikan diri seribu alasan.....
Terserlah kemurungan....
Terpancar di wajah...
Keseronokkan diri...
Mengasyikkan terleka seketika....
Membiarkan hati...
Memejam kesedihan jiwa....
Terkaku terkelu lidahku..
Berkata lagi bagai....
Menempah tsunami diri....
Mendiam tak mampu...
Hati berjanji berkali-kali....
Kerna ku sedar....
Ikatan kasihku denganmu....
Masih utuh tersimpul rapi.......

Curahan Rasa : Melly.

Sunday, 9 December 2012


~~Engkau Hadir Lagi~~

Hadirmu tidak pernah kunanti
walau bermusim takkan pernah kurindui
tidak mahu juga kujejaki
walau engkau sentiasa menanti

Semalam...
engkau datang lagi menyapa rindu
menyelinap pada rongga tubuhku
mengulit setiap inci kulitku
hingga aku lemah dalam dakapanmu

Belaianmu mendekap seluruh anggotaku
hangat walau dinihari menghampiri
meniti setiap sendi yang mampu kau selusuri
tak mampu lagi aku berdiri
walau cuma untuk menunjang diri
lemah...rebah...
terbaringlah aku di kamar sepi

Namun aku tahu
hadirmu membawa erti
bagi insan yang mahu mengerti
kurniaanNya untuk insan dicintai

Entah bilakah engkaukan pergi
tidak sanggup rasanya terus begini
namun aku akur kehendak Ilahi
demam ...demam...
semua pasti pernah merasai.
 —

Nukilan Hajira Redha-5/12/2012.


MENCARIMU...

gelap awan menyelubung tabir
menghijab cahaya dalam istikharahku
apakah aku kuat dengan niatku
apakah aku tulus dengan tawakkalku
apakah telah sedia cintaku mengikuti sunnah RasulMu
apakah semuanya adalah untukku

ikhtiarku ..dalam baca ...dalam fe'el
dalam keringat yang tercurah mengerja yang di arah
dalam waktu yang terpecah dalam mengingatiNya
dalam logika yang diasah dalam do'a
menjawab anugerah dan amanah
Sang Penguasa hati dan jiwa

duhai 'Allamal Ghuyub
duhai Fattahal Qulub
duhai Sattaarol 'Uyub
duhai Man Ilaikarroja-u Wal Khouf ...

duhai Penguasa hati dan semesta
menapak langkah dalam mencariMu di mana mana
aku rindu akan syurga di sisiMu Yang Mulia
duhai yang menjaga iffah penghuni syurga Rabbku
perasaanmu adalah misteri bagiku
cintamu tidak layak untuk aku
dan tak sekufu untukmu

duhai Rabb .. laa tadzarni fardan
wa anta khoirul waritsin
Rabbi inniy astakhiruka bi-ilmika
wa as-aluka ridhoka bima'rifatika
kutautkan lemahku padaMu, sebagai manusia
menata hati, menenangkan jiwa
duhai yang menjaga iffah penghuni syurga
jadilah pelita hati gundahku melantun do'a dalam nihilku
jadilah penyempurna dalam kurang ku
dan jadikanlah aku seperti Khadijah idolaku... —

Nukilan Lyn Sulaim.




AKHIRNYA BAYANGANKAN HILANG.

Diri umpama bayangan saja
Entah siapa yang empunya
Sukar di teka
Hadir bila sudi
Tak perlu di jemput
Pastikan muncul
Bak bebayang diri
Bila disirami cahaya
Pastikan ada...

Namun kini cahaya menghilang
Diri di rempuh kegelapan
Terperosok di dalam kelam
Hingga diri pun tak terpandang
Langsung kemana perginya bebayang
Hilang Bersama hitam......

Nukilan Pancil Tumpul:9/12/2012


Saturday, 8 December 2012


PAYUNG KASIH.

Aku hanyalah payunganmu
Untuk seketika cuma kau hadir dalam hidupku
Hanya di kala diri diperlukan
Seketika kau menumpang teduh
Setelah itu kau pergi entah kemana
Membawa segala kenangan indah
Yang terlakar... tika kita berdua
Ohh...pilunya rasa...

Mengalir laju air mataku
Mengenangkan tingkahmu
Yang begitu pandai bersandiwara
Mencanang kisah luka
Hanya untuk meraih simpati
Setelah segalanyaku curahkan
Kau dustai diri ini
Lalu pergi meninggalkanku
Entah kemana...

Tak mampu untuk menahan langkahmu
Apa lagi menjejaki kehilanganmu
Pergilah kemana yang kau mahu
Tidak lagi akukan mengganggumu
Kerna aku sudah tahu
Yang diriku cuma
Payungan sementara buatmu...........

NUKILAN PANCIL TUMPUL : 8/12/2012


TEMAN

Teman...
Gembiranya aku bersama kalian..
Bergurau senda kita mesra..
Tertawa kita dalam keasyikan..
Begitu bahagianya di jiwa..
Terasa hilang segala keresahan..
Terubat segala kesakitan..
Rasa diri disayangi..
Rasa diri dihargai..

Terima kasih duhai teman..
Biarlah apapun sifatku..
Biarlah apapun karenahku..
Harap kalian menyenangi diriku..
Usahlah diam membisu..
Sapalah aku dengan keikhlasanmu..
Bersama kita menari berlagu..
Menghibur hati membuang sendu..

Kau berikanlah aku sebarang gelaran..
Akanku terima tanpa bantahan..
Kerna aku senang bersama kalian..
Ingin bersama hingga ke akhir zaman..
Agar kita kan terus begini..
Saling pula hormat-menghormati..
Tiada ada pernah berasa benci di hati..
Hanya saling sayang menyayangi..

Terima kasih semua temanku..
Kasih dan sayangku untuk kamu....

NUKILAN PANCIL TUMPUL : 8/12/2012.

Friday, 7 December 2012


APA DAYAKU

Puas sudahku mencuba
Mencantum kembali satu memori
Yang telah lama tercarik seribu
Namun inginku mengenang kembali
Menatap semula satu bayangan
Yang terindah
Pernah kita lalui bersama...

Sememangnya inginku melupakan
Kenangan silam yang indah itu
Kerna ianya sudah menjadi trajidi
Menukar keindahan kepada mimpi ngeri
Tak mengerti itu terjadi
Hingga tersadai
Terperosok diri di dakap sepi...

Kini kenangan menjelma kembali
Setelah terpandang kalibat yang ku rindu
Walaupun kini terpenjara di pasongan orang
Bukan lagi menjadi miliku
Hanya mampu memandang dalam kepayahan
Hancur luluh hati ini
Robek kembali luka yang sudah sembuh
Di kamar ini aku tersimpuh...

Menonton kembali tayangan
gambaran kisah silam
Menahan hati yang remuk redam
Mengenang...meratapi
Kekasih hatiku di jambangan orang....

Ilham Rasa Lara Jiwa : 12/8/2012.




PATAH HATIKU

Bicara tentang hati yang patah..
hancur luluh dan remuk redam..
terkecewa dengan sandiwaramu..
begitu pandai kau menari mengikut rentak..
menyanyi menurut irama..
tak tersangka kehebatanmu..
berlakon dengan watak berbeza..
tak terbaca dirimu...
namun sampai ketahap mana pandaimu..
sepanjang mana akalmu..
eemm... kanku ikut rentakmu..tarianmu..lakunanmu..
hinggakau sendiri yang tersimpuh lesu..tersipu-sipu..
setelahku tahu siapa kamu..
bidadari yang sebenarnya hantu....

Nukilan Pancil Tumpul : 7/12/2012.


MENGERTILAH SAYANG.

Penaku hanyalah sebatang kurus lusuh..
Bertinta dari aliran rasa yang merusuh..
Ku alirkan bersama deraian air mata..
Biar tertumpah...tidak menyesak di jiwaku..

Namun usahlah prasangka sayang..
Bukanlah aku mengharapkan simpati darimu..
Luahanku untuk menenangkan perasaan..
Hanya sedikit pengerti yang ku pinta darimu..

Andainya bicaraku menggongcang paluh rasamu..
Pastinya kau mengerti akan setiap bait kataku..
Mengapa masih lagi kau membatukan perasaan..
Membiarkan diri masing-masing dalam kesensaraan..

Sampai bila kita harus begini sayang..
Mengapa keegoan yang menjadi penghalang..
Apakah segala yang remeh-temeh itu yang lebih perlu..
Sedangkan kau tahu kebahagiaan hanya bila kau bersamaku..

Mengertilah sayang..
tiada yang lain yang ku harapkan..
Hanyalah dirimu sayang..yang aku dambakan..
Mengertilah sayang..mengertilah....

Ilham Rasa Lara Jiwa..7/12/2012.

Thursday, 6 December 2012


Bacalah cerita ini wahai teman2ku...cukup memberi pengajaran pada kita..Subhanallah...AllahuAkbarrr..
Cerita ni, mungkin dah lama.. tapi tidak salah kita ambil peringatan untuk dijadikan ikhtibar buat kita semua. (Kisah ini ana ambil dr blog seorang sahabat.)

”Hairan saya melihat beberapa orang kampung berkumpul di kedai pada tengah hari i
tu. 1 September 1994. Serius mereka berbual hingga dahi berkerut-kerut. Lepas seorang bercerita yang lain menggeleng-gelengkan kepala.

Pasti ada sesuatu yang ‘besar’ sedang mereka bincangkan, kata saya didalam hati. Setelah enjin motosikal dimatikan, saya berjalan ke arah mereka.

” Bincang apa tu? Serius aku tengok,” saya menyapa.
” Haaa…Din, kau tak pergi tengok budak perempuan tak boleh keluar dari kubur emak dia? ” kata Jaimi, kawan saya.
” Budak perempuan? Tak boleh keluar dari kubur? Aku tak faham bah,” jawab saya. Memang saya tak faham kerana lain benar apa yang mereka katakan itu.

”Macam ni,” kata Jaimi, lalu menyambung, ” di kubur kat kampung Batu 10 tu, ada seorang budak perempuan tolong kebumikan emak dia, tapi lepas itu dia pula yang tak boleh keluar dari kubur tu. Sekarang ni orang tengah nak keluarkan dia, tapi belum boleh lagi “.

”Kenapa jadi macam tu? ” saya bertanya supaya Jaimi bercerita lebih mendalam. Patutlah serius sangat mereka berbual..

Jaimi memulakan ceritanya. Kata beliau, memandangkan semalam adalah hari kelepasan semperna Hari Kebangsaan, budak perempaun berumur belasan tahun itu meminta wang daripada ibunya untuk keluar bersama kawan-kawan ke Bandar Sandakan. Bagaimana pun, ibunya yang sudah berusia dan sakit pula enggan memberikannya wang.

”Bukannya banyak, RM 20 aja mak! ” gadis itu membentak.
” Mana emak ada duit. Mintak dengan bapa kamu,” jawab ibunya perlahan. Sambil itu dia mengurut kakinya yang sengal. Sudah bertahun-tahun dia mengidap darah tinggi,lemah jantung dan kencing manis.

” Maaak… kawan-kawan semuanya keluar. Saya pun nak jalan jugak,” kata gadis itu.
” Yalah, mak tau… tapi mak tak ada duit,” balas ibunya.
” RM 20 aja! ” si gadis berkata.
” Tak ada,” jawab ibunya.
” Emak memang kedekut! ” si gadis mula mengeluarkan kata-kata keras.

” Bukan macam tu ta…” belum pun habis ibunya menerangkan, gadis tersebut menyanggah, katanya,
” Ahhh…sudahlah emak! Saya tak mau dengar! “
” Kalau emak ada du… ” ibunya menyambung , tapi belum pun habis
kata-katanya, si gadis memintas lagi, katanya ;
” kalau abang, boleh, tapi kalau saya minta duit, mesti tak ada! “

Serentak dengan itu, gadis tersebut menyepak ibunya dan menolaknya ke pintu. Si ibu jatuh ke lantai.
” Saida.. Sai.. dddaaa..” katanya perlahan sambil mengurut dada.
Wajahnya berkerut menahan sakit.

Gadis tersebut tidak menghiraukan ibunya yang terkulai di lantai. Dia sebaliknya masuk ke bilik dan berkurung tanda protes. Di dalam bilik, dibalingnya bantal dan selimut ke dinding. Dan sementara di luar, suasana sunyi sepi.

Hampir sejam kemudian, barulah gadis tersebut keluar. Alangkah
terkejutnya dia kerana ibunya tidak bergerak lagi. Bila dipegang ke pergelangan tangan dan bawah leher, tidak ada lagi nadi berdenyut.

Si gadis panik. Dia meraung dan menangis memanggil ibunya,tapi tidak bersahut. Meraung si gadis melihat mayat ibunya itu. Melalui
jiran-jiran, kematian wanita itu diberitahu kepada bapa gadis yang
bekerja di luar.

Jaimi menyambung ceritanya; ” Mak cik tu dibawa ke kubur pukul 12.30 tadi. Pada mulanya tak ada apa-apa yang pelik, tapi bila mayatnya nak dimasukkan ke dalam kubur, ia jadi berat sampai dekat 10 orang pun tak terdaya nak masukkannya ke dalam kubur. Suaminya sendiri pun tak dapat bantu.”

”Tapi bila budak perempuan tu tolong, mayat ibunya serta-merta jadi ringan. Dia seorang pun boleh angkat dan letak mayat ibunya di tepi kubur.”

Kemudian gadis berkenaan masuk ke dalam kubur untuk menyambut jenazah ibunya. Sekali lagi beramai-ramai penduduk kampung mengangkat mayat tersebut dan menyerahkannya kepada gadis berkenaan.

Tanpa bersusah payah, gadis itu memasukkan mayat ibunya ke dalam lahad. Namun apabila dia hendak memanjat keluar dari kubur tersebut, tiba-tiba kakinya tidak boleh diangkat. Ia seperti dipaku ke tanah. Si gadis mula cemas.

”Kenapa ni ayah? ” kata si gadis. Wajahnya serta-merta pucat lesi.
” Apa pasal,” Si ayah bertanya.
” Kaki Saida ni.. tak boleh angkat! ” balas si gadis yang kian cemas.

Orang ramai yang berada di sekeliling kubur mula riuh. Seorang demi seorang menjenguk untuk melihat apa yang sedang berlaku.

”Ayah, tarik tangan saya ni. Kaki saya terlekat tak boleh nak naik,”
gadis tersebut menghulurkan tangan ke arah bapanya.

Si bapa menarik tangan anaknya itu, tetapi gagal. Kaki gadis tersebut melekat kuat ke tanah. Beberapa orang lagi dipanggil untuk menariknya keluar, juga tidak berhasil.

” Ayah…kenapa ni??!! Tolonglah Saida, ayah..” si gadis menangis
memandang ayah dan adik-beradiknya yang bertinggung di pinggir kubur.

Semakin ramai orang berpusu ke pinggir kubur. Mereka cuba menariknya beramai-ramai namun sudah ketentuan Allah, kaki si gadis tetap terpasak di tanah. Tangisannya bertambah kuat.

”Tolong saya ayah, tolong saya.. kenapa jadi macam ni ayah? ” kata si gadis sambil meratap.
” Itulah, kamu yang buat emak sampai dia meninggal. Sekarang, ayah pun tak tau nak buat macam mana,” jawab si ayah selepas gagal mengeluarkan anaknya itu.

Dia menarik lagi tangan gadis yang berada di dalam kubur tapi tidak berganjak walau seinci pun. Kakinya tetap terpahat ke tanah.

” Emak…ampunkan Saida emak, ampunkan Saida…” gadis itu menangis. Sambil itu dipeluk dan dicium jenazah kiblat. Air matanya sudah tidak boleh diempang lagi.
” Maafkan Saida emak, maafkan , Saida bersalah, Saida menyesal… Saida menyesal…… Ampunkan Saida emak,” dia menangis lagi sambil memeluk jenazah ibunya yang telah kaku.

Kemudian gadis itu menghulurkan lagi tangannya supaya boleh di tarik keluar. Beramai-ramai orang cubamengeluarkannya namun kecewa. Apabila terlalu lama mencuba tetapi gagal, imam membuat keputusan bahawa kubur tersebut perlu dikambus.

” Kita kambus sedikit saja, sampai mayat ibunya tak dapat dilihat lagi. Kita tak boleh biarkan mayatnya macam tu aja… kalau hujan macam mana?" kata imam kepada bapa gadis berkenaan.

” Habis anak saya ?” tanya si bapa.
” Kita akan terus cuba tarik dia keluar. Kita buat dua-dua sekali, mayat isteri awak disempurnakan, anak awak kita selamatkan,” balas imam.

Lelaki berkenaan bersetuju. Lalu seperti yang diputuskan,upacara
pengebumian terpaksa diteruskan sehingga selesai, termasuk talkinnya. Bagaimana pun kubur dikambus separas lutut gadis saja, cukup untuk menimbus keseluruhan jenazah ibunya.

Yang menyedihkan, ketika itu si gadis masih di dalam kubur. Bila talkin dibaca, dia menangis dan meraung kesedihan. Sambil itu dia meminta ampun kepada ibunya dengan linangan air mata. Selesai upacara itu, orang ramai berusaha lagi menariknya keluar. Tapi tidak berhasil.

” Bila dah lama sangat, aku balik kejap untuk makan. Dah lapar sangat. Lepas itulah aku singgah ke kedai ni. Lepas ni aku nak ke kubur lagi. Nak tengok apa yang terjadi,” kata Jaimi.

” Aku pun nak pergilah,” kata saya. Lalu kami semua menunggang motosikal masing-masing menuju ke kubur.

Kami lihat orang ramai sudah berpusu-pusu di sana . Beberapa buah kereta polis juga kelihatan di situ. Saya terus berjalan pantas menuju kubur yang dimaksudkan dan berusaha menyusup ke celah-celah orang ramai yang sedang bersesak-sesak.

Setelah penat berusaha, akhirnya saya berjaya sampai kebarisan paling hadapan. Malangnya saya tidak dapat melihat gadis tersebut kerana di depan kami telah dibuat kepungan tali. Kubur itu pula beberapa puluh meter daripada kami dan terlindung oleh kubur serta pokok-pokok rimbun. Di dalam kepungan itu, anggota-anggota polis berkawal dengan senjata masing-masing.

Nasib saya memang baik hari itu. Dua tiga orang daripada polis berkenaan adalah kenalan saya.

” Pssstt…Raie. …Raie..Psstt, ” saya memanggil, Raie yang perasan
saya memanggilnya mengangkat tangan.
” Boleh aku tengok budak tu? ” saya bertanya sebaik saja dia datang ke arah saya.

” Mana boleh. Keluarga dia aja yang boleh,” jawabnya perlahan-lahan seperti berbisik. Sambil itu dia menjeling ke kiri dan kanan, khuatir ada orang yang tahu.
” Sekejap aja. Bolehlah…” saya memujuk…..

Alhamdulillah, setelah puas dipujuk dia mengalah. Tanpa berlengah, saya menyusup perlahan-lahan dan berjalan beriringan dengan Raie, seolah-olah tidak melakukan apa-apa kesalahan. Namun demikian dada saya berdebar kencang. Pertama, risau & takut dihalau keluar. Kedua, tidak sabar hendak
melihat apa yang sedang berlaku kepada gadis berkenaan.

Selepas meredah kubur-kubur yang bertebaran, akhirnya saya sampai ke pusara yang dimaksudkan. Di pinggir kubur itu berdiri dua tiga orang polis memerhatikan kedatangan saya.

Raie mendekati mereka dan berbisik-bisik. Mungkin dia merayu supaya saya tidak dihalau. Alhamdulillah, saya lihat seorang polis yang berpangkat mengangguk-angguk. Raie terus memanggil saya lalu memuncungkan bibirnya ke arah sebuah kubur.

Bila dijenguk kedalam, dada saya serta-merta terasa sebak. Saya lihat gadis berkenaan sedang duduk di atas tanah kubur sambil menangis teresak-esak. Sebentar kemudian dia memegang tanah berhampiran lahad dan merintih;
“Emak… ampunkanlah Saida, Saida sedar, saida derhaka pada emak, Saida menyesal, Saida menyesal……”

Selepas mengesat air jernih yang terus berjejeran daripada mata yang bengkak, gadis tersebut menangis lagi memohon keampunan daripada arwah ibunya. ” Emak…lepaskanlah kaki saya ni. Ampunkan saya, lepaskan saya,” Ditarik-tariknya kaki yang melekat di tanah namun tidak berhasil juga.

Saya lihat bapa dan adik-beradiknya menangis, di pinggir kubur. Nyata mereka sendiri tidak tahu apa lagi yang hendak dibuat untuk
menyelamatkan gadis berkenaan.

” Sudahlah tu Saida…makanlah sikit nak ,” rayu bapanya sambil
menghulurkan sepinggan nasi juga segelas air. Si gadis tersebut langsung tidak mengendahkan. Malah memandang ke atas pun tidak. Dia sebaliknya terus meratap meminta ampun daripada arwah ibunya.

Hampir menitis air mata saya melihat Saida. Tidak saya sangka, cerita datuk dan nenek tentang anak derhaka kini berlaku di depan mata.

Begitu besar kekuasaan Allah. Memang betullah kata para alim ulama, dosa menderhakai ibu bapa akan di balas ‘tunai’.

Malangnya saya tidak dapat lama di sana . *****a 10 – 15 minit saja kerana Raie memberitahu, pegawainya mahu saya berbuat demikian. Mahu tidak mahu, terpaksalah saya meninggalkan kubur tersebut. Sambil berjalan kedengaran lagi Saida menangis dan meratap ” Ampunkan saya emak, ampunkan saya, Ya Allah, lepaskanlah kakiku ini, aku bertaubat, aku insaf…”

Lantas saya menoleh buat kali terakhir. Saya lihat bapa Saida dan adik beradiknya sedang menarik tangan gadis itu untuk dibawa keluar, tapi seperti tadi, tidak berhasil. Saya lihat seorang polis mengesatkan air matanya.

Semakin lama semakin ramai orang berhimpun mengelilingi perkuburan itu. Beberapa kereta polis datang dan anggotanya berkawal di dalam kepungan lengkap dengan senjata masing-masing. Wartawan dan jurugambar berkerumun datang untuk membuat liputan tetapi tidak dibenarkan. Mereka merayu bermacam-macam cara, namun demi kebaikan keluarga gadis,
permintaan itu terpaksa ditolak.

Matahari kian terbenam, akhirnya tenggelam dan malam merangkak tiba. Saida masih begitu. Kaki terlekat di dalam kubur ibunya sementara dia tidak henti-henti meratap meminta keampunan. Saya pulang ke rumah dan malam itu tidak dapat melelapkan mata. Suara tangisannya terngiang-ngiang di telinga saya.

Saya diberitahu, sejak siang, tidak ada secebis makanan mahupun minuman masuk ke tekaknya. Seleranya sudah mati. Bapa dan adik beradiknya masih tetap di sisi kubur membaca al-Quran, Yassin
dan berdoa. Namun telah disebutkan Allah, menderhaka terhadap ibu bapa adalah dosa yang sangat besar. Saida tetap tidak dapat dikeluarkan.

Embun mula menitis. Saida kesejukan pula. Dengan selimut yang diberi oleh bapanya dia berkelubung. Namun dia tidak dapat tidur. Saida menangis dan merayu kepada Allah supaya mengampunkan dosanya.

Begitulah yang berlaku keesokannya. Orang ramai pula tidak susut
mengerumuni perkuburan itu. Walaupun tidak dapat melihat gadis berkenaan tapi mereka puas jika dapat bersesak-sesak dan mendengar orang-orang bercerita.

Setelah empat atau lima hari terperangkap, akhirnya Saida meninggal dunia. Mungkin kerana terlalu lemah dan tidak tahan di bakar kepanasan matahari pada waktu siang dan kesejukan di malam hari. Mungkin juga kerana tidak makan dan minum. Atau mungkin juga kerana terlalu sedih sangat dengan apa yang dilakukannya.

Allah Maha Agung…sebaik Saida menghembuskan nafas terakhir, barulah tubuhnya dapat di keluarkan. Mayat gadis itu kemudian disempurnakan seperti mayat-mayat lain.

Kuburnya kini di penuhi lalang. Di bawah redup daun kelapa yang
melambai-lambai, tiada siapa tahu di situ bersemadi seorang gadis yang derhaka.

~Yang baik kita jadikan tauladan yang buruk jadikan sempadan. Semoga perkongsian ini mendapat manfaat bersama. WallahuAlam.