Monday, 17 December 2012


SELENDANG PUTIH LAVENDAR

jemari mengerut menghitung menanti pertemuan
rindu membungkam pada batu yang tak geming di sudut senja
melewati bibit-bibit kenangan mengukir jejak di senja ke senja
membadai deru ombak meniti buih-buih rindu tertambat di namamu
yang berkali kusinggahi menyeret laraku pada sebongkah hampa
menghanyut rindu pada benua luka

berjelaga aku dalam maya tiada bertepi
melirik mimpi palungan tiga di dasar hati
kutabur senyuman dari ingatan ke jarum-jarum peta
agar lepas kau dari kebutaan arah dalam ilusi
embun membeku di atas lembar kasih si pengabdi
lembaran kisah mengungkap rindu Syeikh Qadir Jilani

ku selak lembar mimpi yang engkau bentang
menggelinding jauh mengusap nubari agar tenang
pada butir-butir air yang terselip di garis bibir dan sela-sela air
perlahan berubah menjadi gores liku yang tak berakhir

melengkunglah rindu pada tujuh lapis pelangi
mendesah parah di kamar kontang mempasak bumi
palungan tiga mengorak rasa mengimbas mimpi
tersenyum Balqisy menghayat kata walau dalam ilusi
mampirlah kasih
selendang putih harum lavendar menantimu kembali ke sisi —

Nukilan Lyn Sulaim.

No comments:

Post a Comment